Liputan terkini-Pasien COVID-19 memadati rumah sakit karena pekerja medis yang kelelahan terus menanggung beban meningkatnya angka kasus, dengan setidaknya 183 di antaranya dilaporkan meninggal karena virus. Lebih dari 2.000 kasus baru setiap hari tampaknya menjadi normal baru untuk Indonesia, yang pada hari Rabu
mencatat 3.075 kasus baru dan 111 kematian - sehingga penghitungan menjadi 180.646 kasus yang dikonfirmasi, 42.877 di antaranya adalah kasus aktif, dan 7.616 kematian. Angka kasus baru harian mencapai rekor tertinggi lebih dari 3.000 selama tiga hari berturut-turut minggu lalu, sebagian
dikaitkan dengan akhir pekan yang panjang. Ketika orang berbondong-bondong ke tempat-tempat keramaian, pasien COVID-19 memenuhi rumah sakit, memicu kekhawatiran "sistem perawatan kesehatan yang runtuh", seperti yang dijelaskan oleh pakar kesehatan masyarakat senior Adang
Bachtiar dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI). "Situasi terakhir adalah telah terjadi peningkatan tingkat hunian di beberapa rumah sakit, terutama di Jakarta," kata juru bicara satuan tugas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam jumpa pers pada hari Selasa. Dia mengatakan isolasi dan
tingkat hunian ICU di 67 rumah sakit rujukan COVID-19 ibu kota telah mencapai 69 persen dan 77 persen, masing-masing, pada 28 Agustus. Pemerintah sedang berupaya menurunkan tarif menjadi di bawah 60 persen, termasuk dengan mengirim pasien dalam kasus ringan hingga sedang ke Wisma Atlet, rumah sakit darurat yang ditunjuk untuk COVID-19.
AGEN POKER
Tapi Jakarta bukan satu-satunya yang melihat tren seperti itu. Data dari sistem RS Online Kementerian Kesehatan yang diperoleh The Jakarta Post menunjukkan bahwa beberapa daerah, meskipun mengalami peningkatan dalam isolasi dan kapasitas tempat tidur ICU, mengalami lonjakan tingkat
hunian selama seminggu terakhir. Provinsi dengan tingkat hunian tempat tidur tertinggi - meski jumlah tempat tidur meningkat - adalah Bali, di mana tingkat hunian meningkat dari 59,44 persen pada 23 Agustus menjadi 72,55 persen pada Senin, Jakarta (dari 54,62 persen menjadi 67,25 persen) dan
Kalimantan Timur. (dari 49,15 persen menjadi 55,62 persen). Disusul Jawa Tengah (dari 41,76 persen menjadi 49,30 persen), Banten (dari 41,76 persen menjadi 49,30 persen), dan Jawa Timur (dari 44,76 persen menjadi 49 persen). Kalimantan Selatan dan Tengah mengalami sedikit penurunan jumlah
tempat tidur COVID-19 tetapi tingkat huniannya melonjak dari 53,22 persen menjadi 59,25 persen dan dari 47,78 persen menjadi 56,58 persen.
0 comments:
Post a Comment