Liputan terkini-Jumat menandai ulang tahun ke 11 tumpahan minyak Montara, di mana ratusan dan ribuan barel minyak tumpah ke Laut Timor setelah ledakan di anjungan lepas pantai.
Meski sudah lebih dari satu dekade menderita dampak, warga Pulau Timor di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terkena dampak masih memperjuangkan keadilan dan menuntut kompensasi dari operator rig PTT Eksplorasi dan Produksi (PTTEP) Australasia dan pemerintah Australia.
Warga NTT, terutama yang tinggal di Timor Barat, menuntut pemerintah Australia segera memberikan kompensasi kepada lebih dari 200.000 warga yang menderita [tumpahan minyak]. Bahkan ada yang meninggal, ”kata ketua tim advokasi korban Montara, Ferdi Tanoni, di Kupang, Jumat.
Ia menambahkan, pihaknya meminta agar Presiden Joko “Jokowi” Widodo menulis surat kepada Perdana Menteri Australia Scott Morrison terkait masalah tersebut.
Tumpahan minyak terjadi pada 21 Agustus 2009, menyusul ledakan di anjungan minyak Montara. Selama 74 hari, gas dan minyak bumi dari rig menyembur di Laut Timor, sekitar 690 kilometer sebelah barat Darwin dan 250 kilometer tenggara Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Ferdi menuduh bahwa menteri sumber daya alam dan energi Australia, Martin Ferguson, telah meremehkan dampak lingkungan dari tumpahan minyak. Dia mengklaim sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Komisi Penyelidikan Montara Pemerintah Australia menyatakan bahwa mereka menemukan "3.000 hingga 4.000 barel minyak tumpah sehari".
Namun, [pemerintah Australia] mengutip pernyataan tak berdasar dari operator rig bahwa antara 300 dan 400 barel minyak tumpah setiap hari," kata Ferdi. Diperkirakan luas wilayah yang terkena tumpahan itu sekitar 90.000 km persegi, ”lanjutnya.
Yayasan Konservasi Australia dan kelompok lingkungan lainnya, kata Ferdi, menemukan bahwa tumpahan minyak telah merusak ekosistem di daerah sekitarnya, rumah bagi banyak hewan laut dan burung.
AGEN POKER
Organisasi lokal West Timor Care Foundation telah mempublikasikan dokumentasinya tentang insiden tersebut, yang telah mempengaruhi mata pencaharian dan kesehatan 300.000 penduduk pesisir di NTT. Tumpahan tersebut juga diperkirakan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada habitat tropis yang belum dipetakan serta pariwisata lokal dan industri perikanan dan budidaya mutiara.
0 comments:
Post a Comment