Thursday, February 27, 2020

Indonesia menerima drone pengintaian, hibah helikopter dari AS


Liputan terkini-Kementerian Pertahanan telah menerima hibah yang terdiri dari 14 pesawat Drone Insitu ScanEagle dan tiga helikopter Bell 412 dari Amerika Serikat, karena Jakarta mengharapkan peralatan untuk semakin memperkuat operasi patroli maritim Angkatan Laut di seluruh kepulauan.

Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat yang mengawasi intelijen, pertahanan, dan urusan luar negeri pada hari Rabu menyetujui hibah dari AS, meskipun anggota parlemen mengingatkan Kementerian Pertahanan untuk melakukan penilaian ulang terhadap kondisi drone dan helikopter sehingga memprioritaskan keamanan nasional.

"Kami meminta pemerintah untuk mengambil tindakan pencegahan [...] seperti untuk memastikan bahwa tidak ada alat penyadap yang terpasang tanpa sengaja [di peralatan]," kata ketua Komisi I DPR Meutya Hafid, "Tidak perlu terlalu berlebihan curiga ketika negara yang memiliki kerja sama pertahanan dengan [Indonesia] memutuskan untuk memberikan hibah tetapi kehati-hatian masih diperlukan. "

Keputusan Komisi I mengikuti pertemuan pada hari Rabu dengan pejabat Kementerian Pertahanan, termasuk Wakil Menteri Sakti Wahyu Trenggono. Sakti mengatakan pada 2014 hingga 2015, AS menawarkan bantuan kepada Militer Indonesia (TNI) di bawah Pendanaan Militer Asing (FMF). Angkatan Laut menerima tawaran tersebut pada tahun 2017, yang mencakup hibah yang terdiri dari drone ScanEagle, kendaraan udara tak berawak yang dibangun oleh anak perusahaan Boeing Insitu dan peningkatan helikopter Bell 412.

Kementerian Pertahanan telah membentuk tim penilai untuk memeriksa aspek-aspek teknis, ekonomi dan politik sebelum memutuskan apakah strategis bagi Indonesia untuk menerima hibah.


Drone ScanEagle senilai US $ 28,3 juta diharapkan untuk meningkatkan pengintaian intelijen intelijen Angkatan Laut dan pada akhirnya memperkuat sistem pertahanan negara, kata Sakti.

Dia juga percaya bahwa tiga helikopter Bell 412 senilai US $ 6,3 juta akan dapat meningkatkan efektivitas Angkatan Laut dalam melaksanakan operasi militer dan meningkatkan kemampuan pertahanan nasional.

“Drone ScanEagle hanya akan digunakan oleh Angkatan Laut untuk tujuan khusus. Kami hanya akan menghabiskan sekitar Rp 10 miliar [US $ 719.886] untuk mengintegrasikan dan memastikan keamanan data peralatan dengan sistem pertahanan lainnya, ”kata Sakti, seraya menambahkan bahwa pembuat komponen elektronik milik negara PT LEN Industri akan menangani integrasi.





0 comments:

Post a Comment