Wednesday, January 15, 2020
Home »
agen bandar QQ.capsasusun
,
agen bandarQ.agen bola.agent sakong
,
agen domino
,
agen poker
» Pembayaran memperlambat pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada bulan November
Pembayaran memperlambat pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada bulan November
Liputan terkini-Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri yang lebih lambat pada November lalu karena pemerintah dan sektor swasta membayar kembali pokok pinjaman yang jatuh tempo selama sebulan sementara yang terakhir juga lebih sedikit meminjam.
BI mengungkapkan pada hari Rabu bahwa total utang luar negeri negara itu mencapai US $ 401,4 miliar pada November 2019, lebih tinggi 8,3 persen tahun-ke-tahun (yoy). Namun, pertumbuhannya lebih lambat dari angka Oktober sebesar 12 persen yoy.
Bank sentral mengatakan pihaknya menganggap tingkat utang luar negeri sama sehatnya dengan rasio produk domestik bruto (PDB) negara itu pada November adalah 35,9 persen, relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya, sementara sekitar 88,5 persen utang luar negeri jangka panjang. .
"BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi kami dalam memantau pertumbuhan utang luar negeri, sementara juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelolanya," kata BI dalam sebuah pernyataan.
Pada bulan November, gabungan utang pemerintah dan BI mencapai $ 198,6 miliar, pertumbuhan 10,1 persen yoy, melambat dari tingkat pertumbuhan Oktober lalu sebesar 13,6 persen yoy. BI menghubungkan pertumbuhan yang melambat dengan upaya pemerintah untuk membayar kembali pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo bulan itu.
Sekitar 19 persen dari utang luar negeri pemerintah digunakan untuk membayar layanan kesehatan dan sosial, 16,1 persen untuk sektor layanan pendidikan dan 15,4 persen untuk administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib. Penggunaan uang itu sejalan dengan prioritas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata BI.
"Pemerintah juga menggunakan utang untuk sektor produktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita," kata BI dalam pernyataan itu, menambahkan bahwa sekitar 16,5 persen dari utang pergi ke sektor konstruksi dan 13,4 persen untuk sektor perbankan dan keuangan.
Sisa utang November lalu dipegang oleh sektor swasta, termasuk perusahaan milik negara (BUMN), pinjamannya tumbuh 6,9 persen yoy menjadi $ 200,1 miliar. Pertumbuhan masih jauh lebih lambat dari tingkat Oktober 10,7 persen yoy.
"Tingkat pelunasan obligasi domestik selama bulan itu jauh lebih tinggi daripada penerbitan karena banyak obligasi mencapai tanggal jatuh tempo," tulis laporan itu.
Utang luar negeri sektor swasta didominasi oleh utang di sektor jasa keuangan dan asuransi, listrik, gas, sektor pengadaan uap dan angin, sektor manufaktur, dan sektor pertambangan.
Namun, ekonom Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan kepada The Jakarta Post bahwa perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh kurangnya minat sektor swasta untuk ekspansi
0 comments:
Post a Comment