Liputan terkini-Komando militer di Mataram, Nusa Tenggara Barat, memastikan staf Rumah Sakit Angkatan Darat Wira Bhakti mengikuti prosedur yang tepat dalam merawat pasien di tengah laporan bahwa persyaratan tes cepat COVID-19 telah menunda perawatan untuk seorang wanita dalam persalinan.
Bayi yang belum lahir warga Gusti Ayu Arianti dikabarkan meninggal di dalam rahim pada Selasa lalu dan disuruh pergi ke Puskesmas terlebih dahulu untuk menjalani rapid test COVID-19, meski air ketubannya pecah dan dia sempat hilang. banyak darah.
Juru bicara Kodam 162 Wirabhakti Mataram Mayor Dahlan mengatakan, petugas medis di RS TNI AD telah menangani pasien sesuai prosedur standar. Setibanya di rumah sakit, pasien terhuyung-huyung menanyai pasien tersebut, yang mengatakan [dia tidak] mengalami rasa sakit apa pun, sehingga memberi
kesan bahwa dia dalam kondisi baik. Ia juga bisa berkomunikasi dengan baik, ”tulis Dahlan dalam keterangan yang diperoleh. Ia menambahkan, Gusti sudah disuruh ke RSU Mataram, tempat di sini dokter kandungan sedang berpraktik. Rumah Sakit Angkatan Darat Wira Bhakti juga merekomendasikan agar dia
AGEN POKER
melakukan tes cepat COVID-19 di Puskesmas terdekat, karena tes itu gratis di sana dan akan memudahkan proses rujukan.
Setelah meninggalkan rumah sakit tentara, pasien bertanya apakah lebih baik dia pergi ke dokter kandungan atau mengikuti tes cepat terlebih dahulu. Petugas itu menjawab harus ke dokter kandungan dulu, ”lanjut Dahlan.
Gusti sebelumnya dikabarkan pergi ke Puskesmas untuk tes cepat dulu. Dia kemudian menjalani operasi caesar di Rumah Sakit Permata Hati, di mana dokter mengklaim bayinya telah meninggal di dalam rahim beberapa hari sebelumnya, yang dibantah oleh keluarga.
0 comments:
Post a Comment