Liputan terkini-Epidemi COVID-19 belum memperlambat timbulnya demam berdarah musiman di seluruh negeri, kata Kementerian Kesehatan, dengan 70.418 kasus dan 458 kematian terkait penyakit tercatat pada Kamis.
Penghitungan resmi meningkat dari 34.451 kasus dan 212 kematian pada bulan Maret Namun kementerian juga mengatakan bahwa jumlah kasus demam berdarah yang tercatat antara 1 Januari dan 1 Juli tahun ini lebih rendah dari pada periode yang sama pada 2019, ketika 105.222 kasus dan 727 kematian dicatat.
Namun, angka tahun ini lebih tinggi dari tahun 2018 pada periode yang sama, yang melihat 21.861 kasus dan 158 kematian akibat demam berdarah.
Kasus-kasus demam berdarah, yang terutama menyebar melalui gigitan nyamuk, biasanya meningkat selama musim hujan.
Negara ini telah berjuang melawan demam berdarah sejak awal tahun ini, pada saat sumber daya negara telah dihabiskan untuk mengendalikan wabah COVID-19. Kesamaan antara demam berdarah dan gejala COVID-19 juga telah mempersulit upaya untuk mengurangi lonjakan tahunan dalam
kasus. Dalam sebuah pernyataan pers baru-baru ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa sementara 51,2 persen dari negara itu telah memasuki musim kemarau, sisanya dari kepulauan itu diperkirakan akan mengalami hujan berkepanjangan untuk dua hingga empat bulan ke depan.
AGEN POKER
Badan itu mengatakan kota-kota dan daerah lain yang mengalami musim hujan yang berlarut-larut "harus lebih berhati-hati terhadap risiko penyakit demam berdarah", meskipun intensitas hujan diperkirakan akan menurun seiring waktu.
Sebagian besar kasus ditemukan di Jawa Barat, yang mencatat 10.485 kasus, diikuti oleh Bali (8.930) dan Jawa Timur (5.781). Namun, Kementerian Kesehatan mengatakan belum ada daerah yang menyatakan darurat berdarah.
0 comments:
Post a Comment