Tuesday, June 30, 2020

Operasi gabungan meluas perburuan kelompok Poso


Liputan terkini-Polisi Nasional telah mengumumkan rencana untuk memperpanjang operasi gabungan Polisi-Militer Indonesia (TNI) Tinombala, karena belum menangkap 14 teroris pada umumnya di Sulawesi Tengah.

Operasi [diperpanjang] akan berlangsung selama 94 hari, dari 29 Juni hingga 30 September [tahun ini],” juru bicara Kepolisian Nasional Brigjen. Jenderal Awi Setiyono mengatakan pada hari Senin seperti dikutip oleh kompas.com.

Keputusan itu dicetak dalam surat polisi yang dikeluarkan pada hari Jumat. Awi mengatakan perpanjangan itu dibuat untuk menciptakan situasi yang aman dan kondusif di provinsi tersebut.

Ini adalah ketiga kalinya tahun ini bagi satuan tugas khusus untuk mengalami perpanjangan tugas.
Masa jabatan pertama berlangsung dari 1 Januari hingga Maret. 31, ”kata Awi. Operasi kemudian diperpanjang hingga 28 Juni.

Para buron itu terkait dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok teroris yang kini dipimpin oleh Ali Kalora. Kelompok ini dilaporkan bertanggung jawab atas beberapa serangan teroris di Kabupaten Poso, seperti serangan terhadap dua petugas polisi yang bertugas di sebuah bank Poso pada 15 April.

Operasi Tinombala telah menjadi sorotan karena anggotanya diduga terlibat dalam penembakan. Saksi mata mengatakan warga sipil ditembak oleh sekelompok orang bersenjata yang mengaku sebagai petugas dari satuan tugas yang sedang memburu teroris, lapor kompas.com melaporkan .

Polisi Nasional telah mengkonfirmasi insiden tersebut tetapi menolak untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut.

Personel operasi Tinombala, bersama dengan Sulawesi Tengah dan Polisi Poso, telah memeriksa hutan di mana insiden itu terjadi, kata polisi.

AGEN POKER

Seperti dilansir tribunnews.com, penembakan terjadi di dalam area yang dicakup oleh operasi di wilayah tersebut. Kedua korban telah diidentifikasi sebagai Syarifuddin, 37, dan Firman, 18, keduanya adalah penduduk Kabupaten Poso Pesisir Utara.

Syarifuddin menderita luka tembak di dadanya dan mati ketika penduduk setempat menemukannya, sedangkan Firman meninggal karena luka yang sama di lehernya ketika dia dibawa ke desa terdekat.

Diprakarsai pada Januari 2016 untuk memburu pemimpin MIT saat itu, Santoso dan para pendukungnya, Operasi Tinombala telah diperpanjang beberapa kali. Operasi itu sendiri merupakan perpanjangan dari Operasi Camar Maleo 2015.

Menteri Koordinator Kelautan dan Perikanan Luhut Pandjaitan, seorang pensiunan jenderal militer yang merupakan menteri urusan hukum, politik dan keamanan pada tahun 2016, mengatakan pada saat itu, “Tidak ada yang tahu berapa lama operasi akan berlangsung. Kami akan terus memburu [mereka turun]

0 comments:

Post a Comment