Wednesday, January 22, 2020
Home »
agen bandar QQ.capsasusun
,
agen bandarQ.agen bola.agent sakong
,
agen domino
,
agen poker
» Pertumbuhan laba BNI menurun di tengah lambannya penyaluran kredit
Pertumbuhan laba BNI menurun di tengah lambannya penyaluran kredit
Liputan terkini-Pemberi pinjaman milik negara Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat kinerja yang kurang dari bintang pada tahun 2019 karena laba dan pertumbuhan pinjaman melambat.
Laba bersih pemberi pinjaman naik hanya 2,5 persen tahun-ke-tahun (yoy) menjadi Rp 15,38 triliun (US $ 1,12 miliar) pada 2019 dari Rp 15,01 triliun pada 2018, sebagai akibat dari penurunan pertumbuhan pinjaman dan kenaikan provisi kerugian pinjaman. Pertumbuhan pinjaman jauh di bawah tingkat 10,3 persen yang tercatat pada 2018
Direktur keuangan BNI Ario Bimo mengatakan kepada pers pada hari Rabu bahwa penurunan laba disebabkan oleh peningkatan dalam ketentuan kerugian pinjaman yang harus disisihkan oleh pemberi pinjaman untuk memenuhi standar akuntansi baru.
"Kami memperkirakan bahwa kami harus menambah lagi Rp 13 triliun hingga Rp 15 triliun untuk provisi kerugian pinjaman untuk memenuhi standar baru," katanya.
Standar Akuntansi (PSAK) 71, yang mulai berlaku tahun ini, mengharuskan bank untuk menyisihkan ketentuan kerugian pinjaman dari awal periode pinjaman. Ini berarti bahwa bank harus menyisihkan ketentuan untuk pinjaman baik dan buruk.
Selain provisi yang lebih besar, perlambatan pertumbuhan laba BNI juga disebabkan oleh penurunan pertumbuhan pinjaman sepanjang 2019.
Pencairan pinjaman kreditur yang terdaftar publik hanya tumbuh 8,6 persen yoy menjadi Rp 556,77 triliun pada 2019, sebagian besar didorong oleh kenaikan 9,8 persen dalam pinjaman korporasi.
Pemberi pinjaman juga membukukan kredit macet (NPL) yang lebih tinggi dari 2,3 persen tahun lalu, naik 400 basis poin dari 1,9 persen pada 2018. Namun, Ario menolak untuk merinci tentang kredit macet.
Namun demikian, BNI masih tampak puas dengan kinerja penyaluran kredit karena angkanya masih lebih tinggi dari rata-rata industri perbankan, yang mencapai 6,5 persen pada Oktober 2019, kata Ario.
Bank juga membukukan pertumbuhan 3,3 persen yoy dalam pendapatan bunga bersih (NII) menjadi Rp36,6 triliun tahun lalu di tengah perlambatan pencairan pinjaman, katanya.
Adapun tahun ini, pemberi pinjaman tetap optimis tentang peningkatan laba dan pertumbuhan pinjaman.
“Kami berharap pertumbuhan pinjaman kami bisa mencapai 10 persen hingga 12 persen tahun ini, sementara laba kami bisa tumbuh dua digit pada tahun 2020,” katanya.
0 comments:
Post a Comment