Sunday, January 12, 2020

Orang Indonesia perlu membuka diri tentang seks untuk mengurangi pelecehan, kekerasan


Liputan terkini-Orang Indonesia sering terlambat belajar tentang pentingnya persetujuan untuk kemajuan seksual. Selama kunjungan baru-baru ini ke kelas 4 kelas, peneliti Sekolah Psikologi Universitas Indonesia (UI) Shahnaz Safitri bertemu dengan siswa yang telah membuat para guru khawatir dengan menyentuh bagian pribadi teman sekelas mereka.

"Ketika kami secara deskriptif mengatakan bahwa 'Tidak boleh menyentuh orang tanpa persetujuan,' mereka tahu itu sebenarnya dilarang," kata Shahnaz.

Apa yang terjadi di kelas menunjukkan bagaimana siswa sekolah dasar seharusnya menerima pendidikan seks karena melalui itu mereka dapat "menginternalisasi nilai rasa hormat" dan membuat keputusan yang bertanggung jawab ketika mereka tumbuh dewasa, tambah peneliti.

Namun, sebagian besar orang Indonesia tampaknya tidak setuju.

Sebuah penelitian UI tahun lalu menemukan bahwa komunikasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi (SRH) antara ibu dan anak perempuan Indonesia jarang terjadi dan bahwa ibu merasa tidak pantas secara budaya untuk membicarakan masalah seksualitas, seperti bagaimana tubuh berubah selama masa pubertas atau dari konsekuensi dari seks.

Menghindari obrolan di meja makan tentang topik tabu dapat membingungkan anak-anak tentang cara menavigasi hubungan, menurut Shahnaz.

Sebagai contoh, kata Shahnaz, pada usia SMP, kebanyakan anak perempuan Indonesia percaya bahwa mereka perlu memeluk dan mencium pacar mereka untuk menjaga mereka.


Mengajar di UI, peneliti telah mengamati beberapa kasus siswa laki-laki berprestasi tinggi menggunakan reputasi mereka untuk memaksa teman sekelas perempuan menjadi seks bebas.

"Gadis-gadis tidak tahu bagaimana cara menolak mereka karena mereka tidak diajari untuk bersikap tegas," katanya.

"Nilai pendidikan seks yang paling mendasar dan esensial adalah bahwa anak perempuan selalu punya pilihan."

Sebuah laporan dari Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Wanita 2018 menunjukkan tingkat tertinggi kekerasan seksual yang dilaporkan terhadap wanita terjadi di dalam rumah tangga.






0 comments:

Post a Comment