Sunday, January 12, 2020

Banjir di Sulawesi Selatan membuat rumah-rumah terputus, setidaknya satu meninggal


Liputan terkini-Hujan deras selama akhir pekan telah menyebabkan banjir di empat kabupaten dan satu kota di Sulawesi Selatan, dengan setidaknya satu kematian.

Bencana datang kurang dari dua minggu setelah banjir meluas yang melanda Jabodetabek dan Banten pada Hari Tahun Baru.

Kelima wilayah yang terkena dampak adalah kota Parepare dan kabupaten Barru, Soppeng, Pinrang, dan Sidenreng Rappang.

Menurut data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Sulawesi Selatan (BPBD), ratusan rumah dan puluhan fasilitas umum dan kantor pemerintah telah tergenang air.

"Ketinggian air masih berfluktuasi," kata Kepala BPBD Sulawesi Selatan Nimal Lahamang, Minggu. "Tetapi di lokasi-lokasi tertentu, khususnya lima wilayah itu, airnya mencapai satu hingga dua meter dan membanjiri ratusan rumah."

Dia mengatakan bahwa tidak ada warga yang mengungsi akibat bencana, karena sebagian besar rumah yang terkena dampak adalah rumah panggung, atau rumah panggung tradisional.

"Kami siap. Peralatan seperti perahu untuk mengevakuasi penduduk, dapur umum dan pos-pos evakuasi telah disiapkan. BPBD di kabupaten dan kota pergi ke lapangan lebih awal untuk memperingatkan masyarakat," tambah Nimal.

Namun demikian, bencana tersebut telah merenggut setidaknya satu korban, yang diidentifikasi sebagai Sinar, 65 tahun, seorang warga Soppeng yang diduga tergelincir dan jatuh ke dalam air banjir dan dibawa oleh arus.



Menurut informasi yang diterima pada hari Minggu, Barru dan Sidenreng Rappang adalah yang terparah, dengan genangan banjir mencapai ketinggian rata-rata lebih dari 1 meter.

Kepala kesiapsiagaan bencana BPBD Barru Abdul Muhaemin mengatakan bahwa lima dari tujuh kabupaten di kabupaten itu kebanjiran dan satu desa, Balusu, dan 121 keluarganya telah diisolasi oleh air banjir setinggi 2 meter





0 comments:

Post a Comment