Wednesday, November 27, 2019

Militer Filipina menyelamatkan pria Inggris, istri yang dipegang oleh jihadis


Liputan terkini--Tentara Filipina pada hari selasa menyelamatkan seorang pria Inggris dan istrinya dari jihadis yang terkait dengan Negara Islam hampir dua bulan setelah pasangan itu diculik dari resor pantai mereka di selatan negara itu, kata pihak berwenang.

Pasukan menemukan kedua pasangan itu setelah baku tembak dengan orang-orang bersenjata dari kelompok Abu Sayyaf di pulau selatan Jolo yang bergolak, yang merupakan kubu geng penculikan demi tebusan yang berada di belakang beberapa serangan terburuk di Filipina.

"Ada tembak-menembak singkat, tetapi mereka kemudian meninggalkan pasangan itu setelah kewalahan dengan mengejar pasukan pemerintah," kata Letnan Jenderal Cirilito Sobejana kepada AFP, seraya menambahkan para sandera tidak terluka.

Juru bicara militer regional Arvin Encinas mengatakan tidak ada uang tebusan yang dibayarkan.


              AGEN POKER TERBAIK 


Kedutaan Inggris di Manila mengkonfirmasi penyelamatan Alan dan Wilma Hyron, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan "kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan pihak berwenang Filipina".

Orang-orang bersenjata menculik pasangan itu pada 4 Oktober di resor pantai mereka di pulau selatan Mindanao, yang merupakan sepertiga selatan Filipina.

Kelompok separatis Muslim telah memimpin pemberontakan selama puluhan tahun di selatan Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, yang telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang.

Sementara pemerintah telah menegosiasikan perdamaian dengan kelompok terbesar, Front Pembebasan Islam Moro, faksi garis keras yang bersekutu dengan kelompok Negara Islam bukan bagian dari perjanjian tersebut.





IS mengklaim bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri terhadap misa Minggu di bulan Januari di sebuah katedral Katolik di Jolo yang menewaskan 21 orang dalam serangan terburuk negara itu dalam beberapa tahun.

Pihak berwenang menyalahkan pemboman terhadap Abu Sayyaf, yang sebagian mendanai kekerasannya dengan pembayaran uang tebusan.

Pengamat burung Belanda Ewold Horn, yang diculik pada 2012 di Filipina selatan, terbunuh pada Mei dalam baku tembak antara penculik Abu Sayyaf dan militernya.

0 comments:

Post a Comment