Friday, September 4, 2020

WHO menyarankan agar tidak menggunakan uji cepat COVID-19 sebagai persyaratan perjalanan


Liputan terkini-
Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia menyatakan bahwa badan tersebut tidak merekomendasikan tes antibodi cepat COVID-19 sebagai persyaratan untuk bepergian, dengan alasan 

tingkat akurasi tes yang rendah dan khawatir hasil yang tidak reaktif dapat memberikan rasa aman yang palsu. Petugas profesional nasional WHO Dina Kania pada hari Kamis mengatakan badan tersebut 

mendesak para pelancong untuk mengadopsi protokol kesehatan yang ketat sebagai gantinya. “Yang lebih penting adalah orang yang sakit tidak boleh bepergian, dan semua penumpang harus selalu menggunakan 

penutup wajah dan menjaga jarak fisik karena terbukti lebih efektif. Rapid test bisa menimbulkan rasa aman palsu yang bisa membuat penumpang mengabaikan protokol, ”ujarnya dalam seminar online yang diadakan oleh Indonesian Global Compact Network.

WHO merilis laporan ilmiah pada 8 April tentang penggunaan tes antigen dan antibodi cepat, di mana badan tersebut tidak merekomendasikan penggunaan tes cepat untuk perawatan pasien. Menurut laporan singkat tersebut, tes antibodi cepat mendeteksi respons antibodi terhadap virus COVID-19, sementara 

AGEN POKER

sebagian besar pasien berkembang hanya pada minggu kedua setelah timbulnya gejala, meninggalkan potensi negatif palsu. Sensitivitas tes antigen cepat bervariasi antara 34 dan 80 persen. Pakar Indonesia juga telah lama menyuarakan keprihatinan atas meluasnya penggunaan tes antibodi cepat untuk COVID-

19 sebagai persyaratan untuk berbagai aktivitas selama pandemi, termasuk untuk bepergian. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn), banyak merek rapid antibody test yang digunakan di dalam negeri memiliki sensitivitas dan spesifisitas di bawah 50 persen.

0 comments:

Post a Comment