Liputan terkini-Gusti Ayu Arianti, warga Kecamatan Pejanggik di Mataram, Nusa Tenggara Barat, terpaksa menerima kenyataan bahwa bayinya meninggal dalam kandungan pada hari Selasa, yang menurut keluarganya terjadi karena dia terlambat mendapat pertolongan saat melahirkan karena alasan sakit. persyaratan uji COVID-19.
Selasa pagi, setelah air ketuban pecah, perempuan berusia 23 tahun itu pergi ke Rumah Sakit Tentara Wira Bhakti Mataram (RSAD) dan meminta tim medis segera menanganinya. Namun, dia diminta untuk melakukan tes cepat COVID-19 terlebih dahulu.
Air ketuban saya pecah, sudah banyak keluar darah sejak di rumah, tapi tidak segera diobati, kata Gusti, Rabu, seperti dikutip Gusti mengatakan, RSAD tidak menyediakan layanan rapid test sehingga diminta pergi ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk mengambilnya.
Ia mengaku kecewa, karena belum mendapat informasi tentang persyaratan rapid test selama pemeriksaan kehamilan pralahirnya.
Gusti kemudian pulang untuk mengganti pembalutnya dan menuju ke Puskesmas Pagesangan bersama suami dan ibunya untuk tes cepat Sesampainya di Puskesmas, Gusti masuk ruang bersalin namun tidak langsung diperiksa. Dia bahkan diminta untuk bergabung dengan barisan peserta tes sebelum suaminya mengeluh dan dia diizinkan untuk segera melanjutkan.
Sambil menunggu hasil rapid test yang akan keluar dalam waktu 30 menit, Gusti meminta dokter di ruang bersalin untuk memeriksakan kandungannya, namun dokter memintanya menunggu hasil tesnya.
Gusti pulang ke rumah untuk mengganti pembalut, sementara ibunya menunggu hasil tes di Puskesmas. Dia mengatakan pihak keluarga meminta surat rujukan ke RSAD Mataram, tetapi Puskesmas menolak karena dia sudah pulang.
AGEN POKER
Dengan hasil tes COVID-19 di tangan, pihak keluarga membawa Gusti ke RS Permata Hati. Namun, pihak rumah sakit tidak mengakui sertifikat tesnya karena tidak melampirkan perangkat tes. Gusti melakukan tes lagi.
Akhirnya tim medis RSU Permata Hati memeriksa kandungan Gusti. Awalnya, kata Gusti, kata dokter, detak jantung bayi yang belum lahir itu lemah, tapi perlahan kembali normal.Gusti menjalani operasi caesar. Sayangnya, bayi laki-laki yang akan diberi nama I Made Arsya Prasetya Jaya itu dinyatakan meninggal dunia.
Dokter mengklaim bayi itu meninggal di dalam rahim beberapa hari sebelumnya, yang dibantah oleh keluarga.
Jika dia meninggal tujuh hari yang lalu, itu akan berbahaya bagi ibunya, dan akan ada pembusukan. Tapi [tubuhnya] tidak berbau sama sekali dan terlihat segar. Diagnosis dokternya diragukan, ”kata ayah Gusti, Ketut Mahajaya.
0 comments:
Post a Comment