Liputan terkini-Indonesia mengekspor 2,2 ton tuna dari Maluku ke Jepang pada hari Minggu dalam upaya untuk meningkatkan industri perikanan di wilayah tersebut. Dalam rangka memperingati ekspor tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, ekspor tersebut merupakan salah satu bentuk
upaya pemerintah pusat menggenjot perikanan di Maluku. “Saya juga berterima kasih kepada Pemerintah Maluku atas upaya tak kenal lelah untuk meningkatkan sumber daya lautnya,” kata Edhy, Minggu. Dalam
peresmian tersebut, Edhy menyerahkan sertifikat hazard analysis and critical control point (HACCP) kepada PT. Maluku Prima Makmur, perusahaan yang mengekspor tuna. “Sertifikat ini menandakan
perusahaan telah mendapatkan sertifikat kelayakan pengolahan-SKP dan telah menerapkan praktik produksi dan standar operasional prosedur sanitasi yang baik,” ujarnya.Edhy mengatakan, pemerintah pusat akan bekerja keras mendukung industri perikanan Maluku agar kawasan itu bisa dikategorikan
sebagai daerah penangkapan ikan nasional, sesuai keinginan warga. Maluku terus berupaya untuk meningkatkan Industri perikanannya. Pada 2019, kawasan ini mengekspor ikan senilai US $ 14,8 juta. Pada bulan Juni, 123 nelayan perikanan di Pulau Buru, Maluku, disertifikasi oleh Marine Stewardship
Council (MSC) dengan ekolabel, yang menunjukkan bahwa hasil tangkapan asosiasi memenuhi praktik terbaik internasional untuk penangkapan ikan yang berkelanjutan. Dengan penghargaan tersebut, mereka menjadi perikanan tuna sirip kuning handline pertama di dunia, dan penerima kedua di Indonesia, yang
disertifikasi dengan kredensial MSC. Per Juli 2020, Indonesia telah mengekspor 6.278 ton ikan yang terdiri dari tuna, udang, dan decapterus senilai $ 34,6 juta.
0 comments:
Post a Comment