Monday, August 24, 2020

Ekonom, ahli epidemiologi mengecam pemerintah atas tanggapan COVID-19

Liputan terkini-Hendri Saparini, pendiri Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, mengatakan pada hari Jumat bahwa Korea Selatan dan Vietnam telah fokus pada perataan kurva sebelum puncak pandemi, termasuk dengan memberlakukan lockdown atau jarak fisik yang ketat. Kedua negara fokus pada 

kebijakan ekonomi hanya setelah memeriksa penyebaran virus. Kami belum mencapai puncak, dan kebijakan ekonomi sudah banyak, jadi saya kira [itu menjelaskan] mengapa kebutuhan pendanaan terus meningkat, ”kata Hendri dalam pembicaraan virtual, Jumat. “Ini [perhatian] khusus karena tanggapan kami tidak tepat waktu dan kurang fokus. Apalagi, pembiayaannya sangat mahal. "

Saat mencoba untuk muncul kembali lebih awal dari pembatasan pandemi, Indonesia melihat tren peningkatan jumlah kasus virus korona yang dikonfirmasi tanpa ada tanda-tanda melambat di atas kemerosotan ekonomi terdalam sejak 1999.

Pada hari Minggu, pemerintah melaporkan 2.037 kasus baru yang dikonfirmasi, sehingga total menjadi lebih dari 153.500. Sebanyak 6.680 orang meninggal karena virus tersebut, sementara 107.500 orang telah sembuh.

Pandemi tersebut menyebabkan ekonomi mengalami kontraksi 5,32 persen tahun ke tahun (yoy) pada periode April-Juni dengan pengeluaran rumah tangga turun 5,51 persen yoy dan investasi anjlok 8,61 persen yoy.

membentuk komite nasional untuk menangani pandemi dan dampak ekonominya. Pemerintah telah mengalokasikan lebih dari Rp 695 triliun (US $ 46,8 miliar) dana stimulus untuk menangani pandemi dan menopang perekonomian.

AGEN POKER

Ekonomi Vietnam masih berhasil tumbuh sedikit, sebesar 0,36 persen tahunan, pada kuartal kedua tahun ini, sementara Korea Selatan membukukan kontraksi sebesar 3 persen yoy, keduanya berkinerja lebih baik dari Indonesia.

Secara terpisah, ahli epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama, Minggu mengatakan, respons Indonesia terhadap wabah COVID-19 belum berhasil. Dia mengutip dua faktor utama untuk ini

0 comments:

Post a Comment