Liputan terkini-Pemerintah telah mengklaim bahwa hampir 60 persen negara itu berisiko rendah terhadap infeksi COVID-19 atau memiliki nol kasus.
Menurut kepala staf ahli gugus tugas nasional COVID-19, Wiku Adisasmito, 188 wilayah di Indonesia digolongkan sebagai zona kuning (tempat-tempat di mana risiko infeksi rendah), sedangkan 112 adalah zona hijau (wilayah di mana ada nol kasus terkonfirmasi).
Dia menjelaskan bahwa persentase daerah yang termasuk dalam zona kuning atau hijau telah meningkat secara konsisten, dari 46,7 persen menjadi 58,3 persen antara 31 Mei dan 21 Juni, meskipun jumlahnya turun sekali menjadi 44,3 persen pada 7 Juni.
"Beberapa bisnis [di wilayah itu] telah dibuka kembali," kata Wiku dalam konferensi pers virtual dari Istana Negara, Rabu.
Dia mengklaim bahwa situasi ekonomi dan kesehatan masyarakat Indonesia dinyatakan "tidak terlalu buruk" dibandingkan dengan negara lain berkat kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. Dalam tiga bulan terakhir, ada peningkatan jumlah rumah sakit yang menyerahkan laporan kasus COVID-19 kepada satgas nasional, dari 250 di hari-hari awal wabah menjadi 1.687 sejauh ini.
"Ketersediaan rumah sakit juga meningkat, dari 132 rumah sakit rujukan [tiga bulan lalu] menjadi 800 rumah sakit rujukan di seluruh 34 provinsi," kata Wiku.
Negara ini meningkatkan tingkat pengujian antara Mei dan Juni, ketika 220 laboratorium menguji hampir 20.000 sampel sehari. Pada awal wabah, hanya ada satu laboratorium yang menguji kurang dari 1.000 sampel setiap hari.
Lebih lanjut Wiku mengklaim bahwa beberapa daerah telah berhasil mengandung virus. Pada hari Minggu, 38 kota atau kabupaten di 19 provinsi telah mencatat nol kasus COVID-19 dalam empat minggu terakhir.
AGEN POKER
Namun, 57 kota atau kabupaten dikategorikan sebagai zona merah (daerah berisiko tinggi), sedangkan 157 daerah adalah zona oranye (berisiko sedang). Jumlah zona merah meningkat dari 51 menjadi 57 antara 14 dan 21 Juni.
“Pemerintah daerah adalah aktor utama dalam pelaporan dan mitigasi COVID-19 di yurisdiksi mereka,” kata Dewi Nur Aisyah, seorang ahli epidemiologi di tim pakar gugus tugas nasional.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan dia menghargai para pemimpin lokal dan satuan tugas regional yang berhasil mengendalikan virus.
“Dengan sistem informasi yang terintegrasi, kita dapat meluncurkan kebijakan yang didasarkan pada data dan sains
0 comments:
Post a Comment