Saturday, January 18, 2020

Jawa Tengah akan meluncurkan proyek percontohan pendidikan toleransi di sekolah-sekolah Solo Raya


Liputan terkini-Dalam upaya memberantas radikalisme dan intoleransi di sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah akan memulai proyek percontohan pendidikan toleransi di 20 sekolah di Solo Raya, yang meliputi kota Surakarta dan kabupaten sekitarnya, mulai bulan depan.

Inisiatif ini diperkenalkan setelah kasus intoleransi terbaru di SMA Negeri 1 Gemolong di Kabupaten Sragen minggu lalu, di mana seorang siswa perempuan dibombardir oleh ancaman yang dikirim melalui WhatsApp karena dia tidak mengenakan jilbab.

Ancaman tersebut dilaporkan dikirim oleh siswa lain yang aktif di klub agama sekolah.

Jumeri, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, mengatakan kantor itu memutuskan untuk meluncurkan proyek percontohan setelah pembentukan tim advokasi yang ditugaskan untuk mengekang radikalisme dan intoleransi di sekolah.

“Tim telah menyarankan untuk membuat program di kota atau kabupaten yang sering melihat ketegangan memanas dari kasus intoleransi dan radikalisme. Dalam melaksanakan [proyek percontohan] kami akan bekerja sama dengan beberapa pihak, termasuk Wahid Foundation, "kata Jumeri.

Proyek-proyek itu akan dilaksanakan dalam tiga hingga enam bulan, katanya, seraya menambahkan bahwa badan tersebut saat ini sedang dalam proses memilih sekolah-sekolah Solo Raya yang akan berpartisipasi.

"Apa yang akan kami lakukan adalah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada [siswa] untuk menghormati perbedaan dan perbedaan," katanya.



"Kami akan mulai dengan Sragen," tambah Jumeri. "Kami juga akan melakukan program khusus untuk mendidik para guru, siswa dan staf, serta kepala sekolah di beberapa kota dan kabupaten yang mengalami ketegangan [intoleransi] yang membara."

Di masa depan, badan tersebut mengatakan bahwa program pendidikan toleransi seperti itu dapat dilakukan di setiap sekolah di Jawa Tengah - baik di sekolah negeri dan swasta - terutama di tingkat sekolah menengah.

Saat ini ada sekitar 3.000 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di provinsi ini, di mana 640 di antaranya adalah sekolah negeri.





0 comments:

Post a Comment