Tuesday, January 14, 2020
Home »
agen bandar QQ.capsasusun
,
agen bandarQ.agen bola.agent sakong
,
agen domino
,
agen poker
» Banjir mematikan di Jakarta Raya mengadu kritik Anies terhadap para pendukungnya dalam aksi unjuk rasa
Banjir mematikan di Jakarta Raya mengadu kritik Anies terhadap para pendukungnya dalam aksi unjuk rasa
Liputan terkini-Banjir yang meluas yang melanda Jabodetabek pada hari pertama tahun 2020 telah memicu pertengkaran di antara mereka yang memprotes Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengenai penanganan pemerintahannya terhadap bencana alam dan pendukungnya sendiri.
Dua kelompok mengadakan aksi unjuk rasa pada saat yang sama di Balaikota di Jakarta Pusat pada hari Selasa, dengan satu kelompok yang terdiri dari puluhan orang melakukan unjuk rasa melawan Anies dan kelompok lainnya yang terdiri dari puluhan yang membela gubernur.
Mereka yang mengkritik Anies menyatakan ketidakpuasan mereka dengan cara pemerintahannya menangani bencana, sementara mereka yang mendukungnya berpendapat bahwa banjir telah bertahun-tahun menjadi masalah di ibu kota dan kota-kota satelitnya.
Kelompok yang memprotes Anies awalnya mengadakan rapat umum mereka di luar gerbang Balai Kota, sementara beberapa yang datang untuk mendukung gubernur berkumpul di dalam kompleks. Orang-orang dari kedua kelompok itu terlihat saling berteriak, hanya dibagi oleh gerbang, yang dijaga oleh personil polisi, lapor kompas.com.
Pertengkaran antara kedua belah pihak juga dilaporkan di tempat lain di luar Balai Kota, mendorong polisi untuk mengawal pengunjuk rasa ke lingkaran lalu lintas Patung Kuda di dekat Monumen Nasional.
Para pengunjuk rasa anti-Anies mengklaim gubernur telah menunjukkan ketidakmampuan dalam menangani banjir mengingat bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan atas kemungkinan banjir di Jakarta Raya.
Kepolisian Jakarta mengerahkan sekitar 600 personel untuk memantau demonstrasi pada hari Selasa.
Banjir hebat dari hujan deras yang mengguyur Jakarta Raya dan Banten pada Malam Tahun Baru telah mempengaruhi lebih dari 500.000 orang dan merenggut 67 nyawa, dengan 31 kematian dilaporkan di Jawa Barat, 20 di Banten dan 16 di Jakarta. Bencana itu membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan menyebabkan kerugian miliaran rupiah, dengan banyak rumah, kendaraan, dan dokumen hancur.
0 comments:
Post a Comment