Friday, November 15, 2019

Peringatan tsunami palsu mendorong korban gempa Maluku untuk melarikan diri ke gunung


Liputan Terkini Ribuan penduduk Kabupaten Seram Barat di Maluku melarikan diri ke gunung dan hutan terdekat pada hari kamis di tengah kekhawatiran tsunami yang akan datang setelah berita palsu menyebar secara online menyusul gempa bumi mematikan yang menyentak wilayah itu akhir bulan lalu.

Mereka meninggalkan rumah mereka, membawa anggota keluarga dan barang-barang berharga, setelah mereka menerima informasi yang mengatakan bahwa tsunami akan datang pada hari kamis

Laporan menyebar tidak hanya di antara orang-orang yang tinggal di bagian barat Seram, tetapi juga di kabupaten dan kota lain, termasuk di daerah yang terkena dampak gempa di Maluku Tengah dan Ambon.

Fatin Tuasamu, seorang tokoh lokal di kabupaten Kairatu, membenarkan bahwa banyak penduduk Kairatu telah mengungsi ke gunung dan hutan untuk menghindari tsunami yang ditakuti.

"Biasanya kami mendaki di malam hari, tetapi banyak orang di desa meninggalkan desa pada siang hari," kata Fatin seperti dikutip oleh kompas.com, Selasa.

“Kami semua pergi ke gunung, hanya beberapa orang yang tinggal di desa,” kata Ramli, warga dusun Waitasi di desa Kairatu.






Ramli dan keluarganya memilih untuk mengikuti warga lain untuk mengungsi ke gunung-gunung dalam mengantisipasi gempa bumi besar lain dan tsunami.

“Kami membawa barang-barang kami. Kami mengambil semuanya karena kami takut akan tsunami, ”katanya, seraya menambahkan bahwa ia juga mendengar seseorang bermimpi tentang tsunami, yang ia yakini dapat berfungsi sebagai tanda bahwa bencana itu mungkin akan datang.

Penduduk distrik lain, termasuk Amaltu dan Elpaputih, juga memilih untuk melarikan diri ke pegunungan.

“Desa kami berada di tepi pantai oleh karena itu kami hanya melakukan apa yang kami bisa untuk menghindari bahaya,” kata Martinus, seorang penduduk Elpaputih.

Gempa bumi berkekuatan 6,5 melanda Ambon dan daerah lain di Maluku pada pagi hari 26 September, merusak lebih dari 6.000 rumah dan setidaknya 512 fasilitas umum, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Kepala BNPB Letjen Doni Monardo membenarkan bahwa pada hari Selasa, setidaknya 39 orang telah meninggal sementara sekitar 1.578 orang terluka dalam bencana tersebut. Lebih dari 170.000 penduduk tinggal di tempat penampungan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mencatat setidaknya 1.181 gempa susulan sejak gempa pertama melanda wilayah tersebut.

Pejabat dengan BPBD Maluku dan BMKG Ambon telah meminta warga untuk tetap tenang karena mereka menyatakan bahwa informasi yang beredar adalah berita palsu dan tidak dapat dikonfirmasi.

“Tidak ada tsunami [pada hari Rabu], itu bohong, jangan percaya,” kata kepala BPBD Maluku Farida Salampessy.AGEN POKER TERBAIK

Kepala BMKG Ambon Sunardi juga mengimbau penduduk setempat untuk tidak mempercayai laporan tersebut. “Jangan panik karena intensitas gempa susulan berkurang dan semakin kecil

0 comments:

Post a Comment